Kamis, 05 Maret 2009
KUN FA YAKUN
Behind the Words
Behind the Words
Kalimat Kun Fa Yakun yang terdapat dalam al-Qur’an surat Yasin ayat 82 ini sering kali dijadikan dalil andalan oleh banyak orang muslim untuk menunjukkan ke-Maha Kuasa-an tuhan atas segalanya. Potongan ayat tersebut sering dipahami dengan interpretasi yang sederhana. Kapan pun Tuhan menghendaki sesuatu Dia hanya tinggal berkata “Kun Fa Yakun” dan semuanya terjadi. Demikian maha kuasanya tuhan sehingga tidak alasan apa pun untuk sesuatu itu tidak terjadi jika tuhan sudah menghendakinya. Seakan semudah membalik tangan dan semuanya sudah berubah. Benarkah semudah dan secepat itu tuhan menciptakan segala sesuatu sehingga tidak memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk hanya sekedar tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam proses kejadiannya?
Mari kita sejenak melihat dan menganalisa kata demi kata dalam kalimat tersebut dari sisi makna dalam tata bahasanya. Dalam bahasa Arab, kata Kun merupakan fi’il amar atau kata perintah yang berarti jadilah. Di sini, Tuhan mulai mengutarakan keinginan atas terjadinya sesuatu dengan ungkapan kata tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan kata Fa Yakun. Kata Yakun merupakan fi’il mudhori’ yang berarti pelaksanaan atau kejadiannya bisa terjadi sekarang atau juga di masa yang akan datang. Jadi kehendak Tuhan atas sesuatu tersebut mungkin bisa terjadi seketika ketika Dia menghendaki sesuatu dengan kata Kun atau mungkin juga akan terjadi setelahnya di waktu yang akan datang. Sehingga dari kata Yakun belum bisa dipastikan kapan sesuatu tersebut akan benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, ada huraf Fa yang mendahului kata Yakun dan sekaligus memisahnya dengan kata Kun. Dalam bahasa Arab, huruf Fa mempunyai makna tarakhi yang artinya kerenggangan waktu atau jarak. Berarti dalam hal ini, antara waktu ketika tuhan menghendaki dengan terjadinya sesuatu tersebut ada suatu jarak waktu (distance) di antara keduanya. Sehingga di sinilah dimungkinkan terjadinya suatu proses dari penciptaan sesuatu.
Sebagai bukti pembenaran atas pemaknaan potongan ayat di atas, sebenarnya ada banyak contoh yang dapat kita ketahui tapi mungkin kita tidak menyadarinya. Kita yakin bahwa kejadian di sekitar kita semuanya adalah kehendak tuhan dan semuanya terjadi melalui proses. Salah satu di antaranya, kelahiran bayi di muka bumi ini adalah kehendak tuhan untuk menciptakan manusia. Dan bayi itu tidak dengan tiba-tiba saja ada di dunia ini tanpa proses dalam kandungan dan kemudian dilahirkan? Bahkan termasuk nabi Isa yang meskipun tanpa melalui proses hubungan badan suami isteri orang tuanya, tapi juga melewati proses dalam kandungan dan kemudian dilahirkan. Selain itu, bukankah kita juga tahu bahwa tuhan menciptakan bumi dan langit dalam waktu selama tujuh hari sebagaimana yang dikisahkan dalam al-Qur’an. Dalam waktu beberapa hari itu berarti ada proses penciptaan di dalamnya.
Demikian Kun Fa Yakun, sebuah kalimat pendek tapi syarat makna, yang telah memberikan penjelasan kepada kita bahwa segala sesuatu ada atau terjadi tidak dengan begitu saja, melainkan dengan adanya proses-proses yang mendahuluinya. Lebih dari itu, proses merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kejadian. Tapi, adanya proses dalam hal ini tidak berarti kita bisa meragukan ke-Maha Kuasa-an Tuhan dalam menciptakan segala sesuatu, pun juga juga tidak bisa disimpulkan bahwa Tuhan mempunyai kemampuan dan kekuasaan yang terbatas. Karena selain Maha Menciptakan, Tuhan juga Maha Tahu atas segalanya. Kapan seharusnya sesuatu itu ada dan diciptakan. Wallahu ya’lamu wa antum la ta’lamun.
Mari kita sejenak melihat dan menganalisa kata demi kata dalam kalimat tersebut dari sisi makna dalam tata bahasanya. Dalam bahasa Arab, kata Kun merupakan fi’il amar atau kata perintah yang berarti jadilah. Di sini, Tuhan mulai mengutarakan keinginan atas terjadinya sesuatu dengan ungkapan kata tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan kata Fa Yakun. Kata Yakun merupakan fi’il mudhori’ yang berarti pelaksanaan atau kejadiannya bisa terjadi sekarang atau juga di masa yang akan datang. Jadi kehendak Tuhan atas sesuatu tersebut mungkin bisa terjadi seketika ketika Dia menghendaki sesuatu dengan kata Kun atau mungkin juga akan terjadi setelahnya di waktu yang akan datang. Sehingga dari kata Yakun belum bisa dipastikan kapan sesuatu tersebut akan benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, ada huraf Fa yang mendahului kata Yakun dan sekaligus memisahnya dengan kata Kun. Dalam bahasa Arab, huruf Fa mempunyai makna tarakhi yang artinya kerenggangan waktu atau jarak. Berarti dalam hal ini, antara waktu ketika tuhan menghendaki dengan terjadinya sesuatu tersebut ada suatu jarak waktu (distance) di antara keduanya. Sehingga di sinilah dimungkinkan terjadinya suatu proses dari penciptaan sesuatu.
Sebagai bukti pembenaran atas pemaknaan potongan ayat di atas, sebenarnya ada banyak contoh yang dapat kita ketahui tapi mungkin kita tidak menyadarinya. Kita yakin bahwa kejadian di sekitar kita semuanya adalah kehendak tuhan dan semuanya terjadi melalui proses. Salah satu di antaranya, kelahiran bayi di muka bumi ini adalah kehendak tuhan untuk menciptakan manusia. Dan bayi itu tidak dengan tiba-tiba saja ada di dunia ini tanpa proses dalam kandungan dan kemudian dilahirkan? Bahkan termasuk nabi Isa yang meskipun tanpa melalui proses hubungan badan suami isteri orang tuanya, tapi juga melewati proses dalam kandungan dan kemudian dilahirkan. Selain itu, bukankah kita juga tahu bahwa tuhan menciptakan bumi dan langit dalam waktu selama tujuh hari sebagaimana yang dikisahkan dalam al-Qur’an. Dalam waktu beberapa hari itu berarti ada proses penciptaan di dalamnya.
Demikian Kun Fa Yakun, sebuah kalimat pendek tapi syarat makna, yang telah memberikan penjelasan kepada kita bahwa segala sesuatu ada atau terjadi tidak dengan begitu saja, melainkan dengan adanya proses-proses yang mendahuluinya. Lebih dari itu, proses merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kejadian. Tapi, adanya proses dalam hal ini tidak berarti kita bisa meragukan ke-Maha Kuasa-an Tuhan dalam menciptakan segala sesuatu, pun juga juga tidak bisa disimpulkan bahwa Tuhan mempunyai kemampuan dan kekuasaan yang terbatas. Karena selain Maha Menciptakan, Tuhan juga Maha Tahu atas segalanya. Kapan seharusnya sesuatu itu ada dan diciptakan. Wallahu ya’lamu wa antum la ta’lamun.
Subscribe to:
Postingan (Atom)